
Mirip diplomasi Sutan Syahrir lewat secangkir kopi sbg pengantar resolusi Wawasan Nusantara. Atau seruput panas Tan Malaka saat merilis revolusi Madilog. “Tuan rumah takkan berunding dgn maling yg menjarah rumahnya”. Pekatnya kopi tanpa gula jadi nikmat tanpa harus periksa dulu asalnya, entah arabika atau robusta. Yang penting kopi bubuk lokal, bukan kemasan, tanpa merek. Konten pembicaraan lebih bermakna, bukan siapa yg bicara. Pemahaman ini kuterapkan setiap turun ke lapangan. Setelah dialog memanas di ruang rapat, selalu kuajak ngupi setelah senja. Dialog kopi telah mengantar peralihan pendapatan penduduk Lemukutan ke sektor jasa dan wisata. Begitupun bu Kadis pake daster kuajak nongkrong di warkop di Tanjung Satai untuk dialog tanpa jarak. Semoga kami sempat ngupi di 56 Desa Pesisir Konservasi Laut se Kalbar. Karena kopi gak pernah berbohong, pahit tapi menyadarkan. Warkop juga melahirkan demokrasi, abaikan saat mudarat, manfaatkan setelah mufakat. Jangan lupa harus bayar agar kopi tetap realistis. (nDy)
Thankyou for Whiskey and Soda music instrumental Positive Music Attitude https://posmusica.wordpress.com/
LikeLike
Reblogged this on Wayno.
LikeLike