PRINCE – Play That Funky Music

KETIKA BB King wafat tahun 2015, Eric Clapton hadir di pemakaman. Wartawan bertanya, “Gimana rasanya jadi gitaris blues terhebat sepeninggal King?” Eric cuma jawab, “Elu kudu tanya Prince”. Anak milenial mungkin gak tau BB King, Clapton, Prince, bahkan gak peduli blues. Mereka panutan saat saya nge-band di SMA. Bareng Ary Ismawan dan Pansimak Adi yg kini pejabat PU Kalbar, kami berdendang I Shot the Sheriff versi Clapton di Arena Remaja tahun 1983. Setahun kemudian tergila2 When Doves Cry serta solo gitar Purple Rain milik Prince. Seniman visioner tapi kurang pamor di Indonesia. Prince multi instrumentalis, seperti Fariz pernah bikin album perdana dgn memborong semua alat musik. Orang serba bisa kadang gak terlalu menonjol di satu keahlian. Maka namanya sering dicuwekin saat membahas gitaris hebat, cuma sekaliber Clapton yg paham.

PRINCE juga menawan di film, sukses diganjar piala bergengsi 7 Grammy Awards, 1 Golden Globe dan Academy Award. Ia juga menulis Nothing Compares 2U untuk Sinead O’Connor, memukul album Thriller lalu menantang Michael Jackson berdansa. Kencan dgn Madonna, bikin marah istri presiden sehingga terbit logo ikonik Parental Advisory: Explicit Lyrics. Selain prestasi individu, dia berjasa sbg pengorbit dan mentor para musisi baru. Prince memilih drummer Hannah dari Amerika, Donna gitaris Kanada, juga Ida asal Denmark lewat audisi via youtube. Tiga perempuan yg jelas berbakat mewakili negaranya. Tapi Prince yg sanggup membawa mereka naik kelas, tampil bergengsi di Montreux Jazz Festival. Keberhasilan pemimpin terlihat dari kadernya. Prince tercatat dalam rangking 27 dari 100 Pemusik Terbaik Dunia oleh Majalah Rolling Stones tahun 2004. Juga Pemusik Terlaris Sepanjang Masa versi The New York Times edisi April 2016. (nDy)